Kamis, 11 April 2013

Mengenal jahe putih

Mengenal  jahe putih. Jahe diperkirakan berasal dari India. Namun ada pula yang mempercayai jahe berasal dari Republik Rakyat Cina Selatan. Dari India, jahe dibawa sebagai rempah perdagangan hingga Asia Tenggara, Tiongkok, Jepang, hingga Timur Tengah. Kemudian pada zaman kolonialisme, jahe yang bisa memberikan rasa hangat dan pedas pada makanan segera menjadi komoditas yang populer di Eropa.

Karena jahe hanya bisa bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya hanya bisa dilakukan di daerah katulistiwa seperti Asia Tenggara, Brasil, dan Afrika. Saat ini Equador dan Brasil menjadi pemasok jahe terbesar di dunia.http://id.wikipedia.org/wiki/Jahe

Rimpang jahe memiliki bentuk yang bervariasi, mulai dari agak pipih, sampai gemuk (bulat panjang), dengan warna putih kekuning-kuningan hingga kuning kemerahan. Rimpang jahe mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri adalah minyak yang mudah menguap dan memberikan bau khas pada jahe. Minyak atsiri mengandung komponen utama berupa senyawa zingiberen (C12H24) dan zingiberol (C12M26O2). Senyawa yang menyebabkan rimpang jahe berasa pedas dan agak pahit adalah oleoresin (fexed oil).Senyawa oleoresin yang terdapat dalam rimpang jaheadalah sebanyak 3%-4%. 

Senyawa oleoresin ini dapat diekstrak dengan pelarut alcohol, seton ataupun ester. Komponen utama oleoresin berupa senyawa gingerol (C14H26O4, C18H28O5), shogaol (C7H24O3), dan resin. Di samping itu, minyak jahe juga mengandung senyawa-senyawa pinen, kamfen, felandren, sineol, metil-heptenon, linalool, bormeol, sitral, a dan b zingiber, a kurkumen, farnesen, seskuiterpen, alcohol, C10 dan C9 aldehid,yang digunakan secara luas dalam industry makanan, minuman, dan obat-obatan. Minyak atsiri dan oleoresin terdapat dalam semua jaringan rimpang, tetapi paling banyak terdapat di bawah jaringan epidermis. Oleh karena itu, penanganan rimpang jahe, terutama aktivitas pengupasan, harus dilakukan secara hati-hati sehingga kulit yang terkelupas setipis mungkin.

Jenis (Varietas) dan Klon

Kumpulan tumbuhan yang termasuk dalam satu spesies dan dihasilkan dari pembiakan generative disebut jenis. Namun, apabila kumpulan tumbuhan tersebut dihasilkan dari pembiakan vegetative, maka disebut klon. Tanaman jahe, biasanya diperbanyak secara vegetative dengan rimpang-rimpangnya, sehingga pemberian nama jenis atau varietasnya disebut klon.

Jenis atau varietas jahe yang berkembang di Indonesia dibedakan atas 3 klon berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya. Ketiga klon jahe tersebut adalah sebagai berikut.


a) Nama lain atau nama daerah

Di Jawa Barat, jahe putih besar disebut sebagai jahe badak, sedangkan di Sumatra dikenal sebagai jahe gajah. Di Kuningan, jahe ini dikenal sebagai klon ganyong dan lempung. Di beberapa daerah lain, sering disebut sebagai jahe kuning. Di India, penyebutan jahe ini selain menurut nama setempat, juga menurut nama daerah asalnya, sehingga dikenal klon-klon spesifik, misalnya klon Rio de Jeneiro, Nadia, China, Mara Maran, dll.

b) Ciri-ciri rimpang

Jahe putih besar ditandai dengan ukuran rimpang yang besar, lebih besar daripada klon-klon lainnya. Berwarna kuning muda atau kuning, berserat halus dan sedikit. Beraroma maupun berasa kurang tajam. Jahe ini pada umumnya dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan dan minuman.


a) Nama lain atau nama daerah

Jahe putih kecil sering disebut sebagai jahe putih atau jahe emprit.

b) Ciri-ciri rimpang

Jahe ini ditandai dengan ukuran rimpang yang termasuk kategori sedang, dengan bentuk agak pipih. Berwarna putih, berserat lembut, dan beraroma serta tajam. Jahe ini pada umumnya dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan dan minuman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar